Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-11 tahun 2025 menjadi panggung refleksi dan aktualisasi bagi seluruh komponen bangsa, demikian halnya bagi Syarikat Islam (SI) yang memiliki sejarah panjang dalam pergerakan ekonomi rakyat. Hari Santri, yang diperingati setiap 22 Oktober, bukan sekadar menandai pengakuan historis negara terhadap peran santri dalam kemerdekaan, namun juga menegaskan mandat kontemporer mereka dalam mengisi pembangunan.
Dengan mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” peringatan HSN tahun ini memanggil para santri untuk bergerak secara masif dalam mengaktualisasikan.
” Peran santri bukan sekadar penjaga moral dan spiritual, menjadi garda terdepan dalam merancang arsitektur peradaban, terutama melalui penguatan fundamental ekonomi umat” tutur Tuangku Rismaidi, Ketua syarikat Islam Bukittinggi
Milad juga menandai satu dekade lebih pengakuan resmi negara terhadap kontribusi multidimensi kaum santri.
Dalam konteks Syarikat Islam, organisasi yang lahir dari semangat membela dan memajukan perniagaan pribumi, momentum ini adalah titik tolak perjuangan baru untuk mengintensifkan “Dakwah Ekonomi Umat.”
Menanggapi tantangan tersebut, Ketua Syarikat Islam Bukittinggi, Tuangku Rismaidi, menyampaikan pernyataan.
“Sudah saatnya potensi ekonomi santri ini didorong bukan wacana semata. Syarikat Islam, yang merupakan cikal bakal gerakan ekonomi pribumi, harus kembali ke marwahnya: menjadikan pesantren sebagai episentrum produksi dan transaksi umat.”
Tuangku Rismaidi menegaskan, ” Saat ini benteng ekonomi kerakyatan” yang paling kokoh. “Kita harus mengakui, selama ini arus modal besar seringkali mengabaikan ekonomi berbasis umat.
Di sinilah peran Syarikat Islam untuk mengkonversi nilai-nilai pesantren—seperti kejujuran, disiplin, dan gotong royong—menjadi kekuatan ekonomi yang riil dan berkeadilan.”
Lebih lanjut, Tuangku Rismaidi mendesak adanya sinergi konkret. “Kita tidak butuh seremonial belaka. Yang kita butuh adalah satu juta santri pengusaha dalam lima tahun ke depan.

Syarikat Islam siap menjembatani santri dengan akses permodalan, pelatihan manajemen modern, dan penetrasi pasar, baik domestik maupun global.
Kebangkitan ekonomi harus dimulai dari basis umat, dari pasar tradisional, hingga inovasi digital,” tandasnya dengan nada optimis.
”Jika santri adalah penjaga moral dan ideologi bangsa, maka santri juga harus menjadi pahlawan yang menyejahterakan umat” Tutur Tuangku Rismaidi
” Dan hanya dengan ekonomi umat yang kuat, kita bisa benar-benar mengawal Indonesia merdeka menuju peradaban dunia yang adil dan makmur,” pungkas Tuangku Rismaidi, menutup
(MY/LBS)





